31 Januari 2010

.Pagi.siang.Malam.

Manusia membutuhkan rasa nyaman untuk menjalankan kehidupannya. Buat saya,rasa nyaman itu spirit,rasa nyaman itu harga mati untuk ’menghidupi’ kehidupan ini. Cukup nyamankah saya?ato tidak cukup nyamankah saya?saya rasa saya belum bisa menjawab di dalam waktu ini, di waktu lalu, bahkan di waktu depan, karena ketika kemarin saya merasa nyaman di waktu ini, bisa jadi itu hadir karena ketidaknyamanan di waktu lalu,atau bahkan ketidaknyamanan di waktu ini, bisa jadi itu hadir karena kenyamanan di waktu lalu. Jadi,nyaman itu bisa hadir dari segala macam sudut pandang. Maka,ketika saya ingin merancang kenyamanan di waktu depan,semakin kesulitan lagi hati saya menentukan pilihan.

Ternyata kadar kenyamanan itu adalah relatifitas. Itu kesimpulan bijak yang bisa saya lontarkan dalam menit-menit ini. Tapi saya tidak ingin berhenti pada ungkapan bijak ini.karena buat saya,ungkapan bijak ini hanya helaan sedikit nafas segar di atas kerongkongan yang tercekat.

Roda hidup itu berputar,ada kalanya kita di atas,ada kalanya kita di bawah. Ungkapan bijak lainnya yang saya lontarkan dalam menit kedua. Lalu,pertanyaannya..siapakah yang membuat saya ada di atas?atau saya ada di bawah.sedangkan ada pula manusia yang selalu merasa ada di bawah,atau selalu merasa ada di atas. Kadang ketika saya merasa ada di bawah,mengapa untuk beberapa orang lainnya saya tidak sedang ada di bawah roda?atau sebaliknya,ketika saya sedang ada di atas,mengapa beberapa orang lainnya menganggap saya sedang tertatih-tatih di bawah.

Korelasi dari kedua kata-kata bijak itulah yang mengganggu hati saya dalam waktu ini. Buat saya, mungkin roda kehidupan itu tidak pernah benar-benar berputar. Tidak pernah benar-benar menghantarkan kita pada posisi di atas, atau pada posisi di bawah. Buat saya, ketika saya bilang saya nyaman,maka rasa itulah yang membuat saya berada di atas roda. Dan sebaliknya,ketika saya bilang saya tidak nyaman, maka itulah yang membuat saya berada di bawah roda. Ternyata (menurut saya)..Kita,manusia awam pada umumnya hanya membuat kata ganti pada relatifitas nyaman dengan filosofis roda.

Saya jadi ingin tau betul, dalam filosofi roda ini,siapakah yang selalu ada di poros roda?jika kita,manusia awam pada umumnya ini adalah subjek dari naik turunnya keberadaan roda. Poros roda adalah subjek yang bertahan pada setiap kondisi apapun,atau justru dia tidak mengalami satu kondisi manapun, tidak pernah ada di atas,tidak pernah ada di bawah,dia juga tidak menciptakan kondisi apapun, dia hanya menumpu pergulatan atas dan bawah roda. Saya rasa dia juru kunci.dia penyeimbang.dialah saksi bisu relatifitas.

Menguraikan relatifitas rasa nyaman, (yang pastinya selalu berhubungan dengan rasa ketidaknyamanan) ternyata sebuah contoh mutualisme kehidupan yang menarik,seperti yang saya ungkapkan pada awal-awal kalimat, bahwa kita mengenal adanya rasa nyaman karena kita mengenal rasa ketidaknyamanan, dan kita mengenal adanya ketidaknyamanan karena kita juga mengenal adanya rasa nyaman. Lalu,apakah karena falsafah simbiosis mutualisme kehidupan itu yang membuat ada rasa nyaman yang saling mengusik?sehingga kita mengalami konflik?adanya konflik kepentingan di dalam rasa nyaman yang pada akhirnya melahirkan ketidaknyamanan. Maka hidup selalu dihadapkan pada pilihan. Pilihan itu buat saya adalah jari-jari roda.melalui pilihan, saya dapat bertemu dengan poros.saya dapat bertemu dengan penyeimbang. Jadi,apakah benar jika pilihan itu adalah jari-jari roda,maka setiap pilihan pasti akan bertemu dengan poros roda?lalu mengapa saya sering mengenal adanya pilihan yang salah ataupun pilihan yang benar?lagi-lagi relatif juga bukan?

Di situlah kuncinya.sepertinya poros roda itulah yang harus kita perjuangkan,bukan posisi kita yang harus kita perjuangkan. Poros roda itulah penyeimbang hidup kita,jadi kita tidak akan pernah takut dengan posisi kita ada di atas atau bawah,karena itu relatif,yang tidak relatif adalah usaha kita memegang teguh porosnya,dari situlah kita bisa seimbang. Apakah poros itu?itulah tujuan hidup kita,cinta yang Allah titipkan untuk kita. Semua yang diciptakan oleh Allah seimbang,semua ada porosnya,bahkan semuanya berputar,ada siang-ada malam,selalu ada siklus dalam hidup ini. Dan yang paling berharga dalam sebuah siklus adalah penerimaan dengan ikhlas semua fase siklus menjadi sebuah rangkaian cinta dari Allah.itulah sebenar-benarnya poros roda itu...adanya ada di dalam hati kita masing-masing.

Pelajaran berharga dari ocehan omong kosong ini adalah, sesusah2nya apa yang saya hadapi ato segampang-gampangnya yang saya hadapi,itu relatif semuanya.seimbang atau tidaknya hidup kita itu kita yang buat,kita sendiri yang mencari keseimbangannya,itulah namanya penerimaan dengan ikhlas.


So,mo semalam apapun dengan gaji tidak seimbang,dengan kehidupan bersocial tak terbyar,hanya penerimaan satu-satunya cara untuk membuatnya seimbang.itu pilihan.pilihan iyu harga mati.bukan apa yang dipilih yg jadi harga mati.tapi kegiatan memilih itulah harga mati.


Aku (mulai) mencintai rasa nyamanku di je-feriasthama
Aku (mulai) mencintai rasa nyamanku memiliki keluarga baruku.
Aku (mulai) mencintai kebersamaan baruku.
Aku (mulai) mencintai panik bersama. tertawa bersama. bernyanyi bersama. bergadang bersama. makan bersama.
Aku (mulai) mencintai lingkup pekerjaan baruku.
Aku (mulai) mencintai 3dmax baruku.detail baruku.desain baruku.gambar kerja baruku.
Walopun lambat.walaupun susah.walopun hati ini keras.
Aku ingin membuatnya lunak dengan kecintaan ini.
Aku (mulai)mencintai penerimaan terhadap diriku yang masih kurang ini.
Aku (mulai) mencintai tantangan ini.

.Tapi.

Aku benci pulang malam!bahkan pagi!setiap hari!
Aku benci sakit karena pikiranku sendiri!
Aku benci menggaruki badanku yang gatal alergi ataupun batuk kronis dan membersihkan muntah masuk anginku!
Aku benci kekurangan topik pembicaraan dengan manusia luar kecuali kehidupan kantor.
Aku benci menit-menit sebelumku tidur.
Aku benci mimpi bertemu orang kantor lagi.walopun aku (mulai) mencintai mereka.
Aku benci bangun tidur dengan mata merah dan tergesa.
Aku benci menyaksikan satu persatu orang sign out dari Ymnya setiap hari dan tinggal theresia seorang temen ymku.dan dia duduk tepat di depanku.haha.jadi ga ada gunanya ym.
Aku benci merasakan gembira di atas sepiku sendiri.
Aku benci air mataku.
Aku benci tempatku berdialog sendiri
Angkot 02 kalibata-kp.melayu.kamar mandi di lt.2 kebonbaru 3 no.4.mobil carenz B2605OV.kamar F gudang peluru B71.taksi bluebird di senin pagi+jumat malam.
Aku benci tempatku dilarikan alfi di jumat malam ke FX.ke rumah.ke sushitei.dan tempat lainnya.
Aku benci taksi blue bird di senin pagi.
Aku benci rindu pelukan mama yang dengan keibuannya menenangkan hatiku.

Aku benci kehilangan kehidupan lamaku yang tergerogoti kehidupan baruku.
Kehidupan baruku yang tidak seimbang.
Kehidupan baruku yang sama sekali tidak memberiku ruang untuk menyapa kehidupan lamaku.
Kehidupan lamaku yang telah menjadi rutinitas hati.
Telah menjadi kecintaanku selama bertahun-tahun.

Aku cinta keluargaku.ada bapak.mama.aa.irsyad.bibi.
Aku cinta keluargaku.ada alfi syahrifat.
Aku cinta keluargaku.ada kaki pendek n prend.ada bocah2 grow up-ku.
Kebebasan yang tidak terikat.namun selalu erat.

Mengapa manusia mudah sekali menjabarkan rasa benci lebih banyak daripada rasa cinta.
Mengapa menuliskan kebencian lebih mudah daripada kecintaan.
Padahal baru 12 kali hari senin,dan 12 kali hari jumat.

Kata yose ferdian beberapa waktu lalu
‘saya ingin mengajak mendesain bersama,menikmati proses ini bersama...tapi jika kamu disini hidup kamu malahan semakin berantakan,kamu harus mengkaji lagi apakah benar pilihan kamu untuk bergabung disini adalah yang terbaik?karena itu tidak masuk dalam visi saya mebangun je-feriasthama ini bersama’

Iya ! hidup aku berantakan di sini !
jika aku masih terus ingin hidup dengan kenyamananku yang bertahun-tahun telah kujalani.
Maka,aku ingin lari.keluar.menjauhi mereka.
Tapi kemana?banyak biro konsultan yang juga baik.
Aku tau aku dengan leluasa bisa memilih untuk berusaha mencari lagi.
Itu hak aku!
Tapi kenapa aku ga mau gerak?kenapa aku tidak memilih itu?
Kenapa aku tidak mencari tau dunia luar?kenapa?
Apa aku nyaman dengan keluarga baruku?
Tapi,Nyaman seharusnya tak ada syarat lagi.
Dan yang jelas nyaman seharusnya tak perlu lari.
Sepertinya aku belum paham betul apa arti nyaman sesungguhnya.
Aku terkurung dengan dilematis semu..kenyamanan semu..
Atau ketiadaan kemauan untuk menerima kotak yang baru.
Di antara itupun aku belum Tau aku ada dimana.

namanya juga manusia.
.manusia dan socialite. manusia dan dunia kerja.susah dicampur.
.bahkan tidak baik untuk dicampur.


Saya juga manusia yang mau hidup di dalam dunia kerja.
Seharusnya tidak perlu terbuai dalam socialite pada dunia kerja.
Tidak perlu terbuai dengan socialite nyaman yang ditawarkan keluarga baruku di sini.
Ingat dunia kerja!profesionalitas!
Saya juga butuh uang.gaji pokok.uang lembur yang manusiawi.
Dan juga (belajar) bangun pagi tentunya.
Dan liburan yang berkualitas! tentu saja dengan kuantiítas yang baik pula!

Aargggh..lagi-lagi saya melangkahi yang kuasa untuk bicara masalah rejeki.
Bukan hak saya!

Aku masih sangat ingin menjadi arsitek.
Tidak untuk yang lainnya.sungguh.
Aku tau ini memang bukan satu-satunya jalan untuk menjadi arsitek.
Tapi setidaknya ini adalah salah satu jalan yang telah ditunjukkan untukku.
Tak perlu tengok tetangga sebelah.inilah jalanku yang kuambil.
Toh kita bakalan bertemu di ujung yang sama kok. Insya Allah.
Menjadi arsitek yang baik..itulah ujungnya!Amin!
A.R.S.I.T.E.K.T.U.R....yah...ilmu ini..yang terlanjur kucintai
Cuma ini alasanku untuk mau menerima tantangan ini. What else?

Mungkin yang Belum kujalani dan masih kupelajari adalah
Penerimaan tanpa syarat terhadap keluarga baruku.

#So..adakah yang bisa bantu saya selain diri saya sendiri?
Ooh?oke?yang di ujung sana?apa?knapa mba?mas?oh ngga?ngga jadi?yang di kiri?oh.bukan?
Jadi ga ada nih?...
humm..baiklah kalau begitu…lebih baik daritadi saya tidak usah bicara.
(jadi tau kan alasan mengapa saya sebaiknya diam saja?)

1 komentar:

  1. ^_^...
    hanya bisa senyum...
    seru ya menyelami kehidupan imoe...
    ga sengaja ngebaca blognya...
    tapi bisa kerasa emosinya ^_^..
    suka..
    coba aja ngebacanya pada saat kejadian...
    pasti banyak banget yang jadi kepengen di diskusikan...^_^

    Fitra Abriwibawa
    temanmu di SMA 70
    hehe..^_^

    BalasHapus