31 Januari 2010

(Apa)kah saya?

Kamar coklat hangat,Tomang tinggi – 25 Januari 2008






Apa yang bisa membuat saya kuat selalu beriman dan berkiblat?
Selalu kefokusan itu hanya di ujung mulut,
Apakah benar saya memang rakus dan pemakan segala?
Tampaknya sedikit lagi akan menjadi fakta...

Arsitek, artwork, interior, bahkan pengajar untuk anak-anak..
Is it really what i want?
Semua atau hanya esa?
Atau yang saya butuhkan hanya sebatas suasana…
Apapun itu, benarkah saya bekerja tergantung tempat yang nyaman?

Dimana letak perjuangan imannya?

Think first….

“Itu kamu yang (tlah) bicara dengan ujung mulutmu sendiri..”

Niat awal saya adalah menjadi seorang arsitek…

Lalu, apakah saya ini seorang oportunis sejati?
Ditempatkan dimanapun akan tumbuh : lekat seperti benalu..
Lalu apakah gunanya saya berniat?
Kalau saya tidak sepenuhnya beriman..

Mengapa lagi-lagi selalu terlihat (seperti) mengangkat dagu?
Lagi-lagi selalu berteriak bahwa saya beriman!
Dan mendakwa manusia-manusia yang (saya anggap) kurang beriman...

Fakta : menjilati bercak-bercak air yang berarus.
Dengan topeng..
Dengan menunduk..
Dengan membungkuk..
Tapi mengaku selalu tegak dan keras di hati...
Semua selalu tidak pada tempatnya...

Lelah dengan penilaian orang lainkah saya?
Atau bahkan saya menggilai penilaian itu?

Idealisme yang berjelaga memang akan berkilau nantinya..
Tapi yang saya akan lakukan hanya menunggu kilau itu..
Dilakukan dengan berkacak pinggang..

Mungkin saya butuh rehat..
Butuh menurunkan omong kosong ini..

Lebih baik saya tidak menilai diri terlalu cepat..
Agar selalu ikhlas terhadap iman ini..

Maaf telah menduakan iman.telah bersikap rakus.telah oportunis.
Saya lupa dengan diri saya..

(apa)kah saya?

Ternyata..
Saya (hanya) ingin menjadi arsitek saja....
Dan saya hanya ingin menjadi apa yang sudah seharusnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar